Postingan

Jangan Takut Menulis!

Gambar
Ambil kopi. Cari batang rokok. Lalu duduk di antara jeda dan komputer. Bagi saya, ini cukup romantik untuk mendedah narasi per narasi. Merangkai tulisan dalam deretan kata serasa nikmat. Saya menemukan surga di dalam. Kenikmatan ide yang alang kepalang. Diluar kenikmatanku, ada saja orang yang membicarakan itu. Penulis itu miskin, kata mereka ‘yang di luar sana’. Dan itu diarahkan padaku. Cukup bergeming saja. Dalam kedakuanku, aku merasa belum selayaknya pantas disebut penulis. Hanya (sekedar) mencoba menulis. Tapi alamat miskin itu serasa menghantuiku. Apa boleh buat? Barangkali tidak usah pesimis. Meski kemampuanku masih layaknya angkat cangkir kopi ini, saya sepatutnya bangga. Aku dikenal karena menulis. Dan mereka yang (hampir) akrab dengan ‘yang diluar sana’, datang menghampiri, minta ilmu menulisku yang minimalis. Saya pun tak pelit soal itu. Hanya perlu ku usulkan, memulai menulis sama halnya memintal sepi. Juga, memulai menulis adalah kesediaan melawan ramai. Kita mesti